“anak kecil!” ucapmu kepadaku. harapku, semoga. sebab menjadi dewasa tak semanarik yang kudambakan saat kecil dahulu. pemikiran kerdil mengenai hal-hal yang akan mudah kulakukan saat dewasa, tak juga tunjukan nyata. hal-hal yang kuharapkan akan selalu mulus saat dewasa, nyatanya bak oase di tengah gurun yang menyisakan fatamorgana. rencana-rencana indah yang telah disusun mengenai bahagia dewasa, harus terbayarkan dengan mimpi buruk di realita. kembali menjadi anak kecil merupakan dambaan tiap-tiap orang dewasa yang hidupnya mulai dilanda banyak hal yang tak menyenangkan. beban hati, beban pikiran yang ditumpu kuat-kuat demi menjadi orang dewasa. harus berpura baik-baik saja saat sebenarnya ingin menangis dan berteriak. dipaksa tegar namun sebenernya sangat patah. aku, si rapuh aku, si penakut aku, si pemikir berlebihan aku, si cengeng aku, si sensitif aku, si memalukan baru saja menilai sesuatu yang menampilkan perspektif baru yang telah membuatku bungkam. kiranya pradugaku perihal a,...
Melalui aksara, aku bercerita. Melalui aksara, aku menumpahkan rasa. Melalui aksara, aku menyembuhkan luka.