—Kamu yang ku juluki 'ubin masjid' perihal aura mu yang sejuk menyerupai ubin masjid.
Tadi, sebelum bel 5 menit lagi berbunyi, aku melihat mu di antara berpuluh-puluh orang sibuk mengantri untuk absen finger print. Kamu sedang mengobrol dengan teman mu yang entah ku ketahui namanya. Tidak sadar bibir ku sudah membuat garis lengkung. Ada yang lain rasanya, beda dari hari-hari sebelumnya saat ini. Ada sensasi berbeda seperti hari ini.
Aku ingat, namun aku takut keliru. Sejak jum'at lalu, hari itu saat pawai memperingati Tahun Baru Islam dan di lanjutkan dengan kehadiran mu sebagai penonton bersama ku di acara lomba MTQ.
Untuk dua minggu ini, itu sensasi yang baru ku rasakan yang hanya bisa ku tulis di sini. Untuk kedepannya, entah.. lihat saja.
Tadi, sebelum bel 5 menit lagi berbunyi, aku melihat mu di antara berpuluh-puluh orang sibuk mengantri untuk absen finger print. Kamu sedang mengobrol dengan teman mu yang entah ku ketahui namanya. Tidak sadar bibir ku sudah membuat garis lengkung. Ada yang lain rasanya, beda dari hari-hari sebelumnya saat ini. Ada sensasi berbeda seperti hari ini.
Aku ingat, namun aku takut keliru. Sejak jum'at lalu, hari itu saat pawai memperingati Tahun Baru Islam dan di lanjutkan dengan kehadiran mu sebagai penonton bersama ku di acara lomba MTQ.
Untuk dua minggu ini, itu sensasi yang baru ku rasakan yang hanya bisa ku tulis di sini. Untuk kedepannya, entah.. lihat saja.
Comments
Post a Comment