Skip to main content

episode yang hilang


berlari lagi
mengejar yang sepi
mencoba menyusun
puzzle yang belum rapi
kau tiba-tiba menyelinap pergi

datang tanpa buku panduan
tanpa pamit pada tempat tak bertuan
selayaknya tak terjadi apa-apa
dibiarkan aku mencari jawabnya 

adakah salah padaku?

tiba-tiba kau menyemu
langit birupun tak tahu
entah mengapa
entah karena apa
tak ada hak untuk memaksa
kau tak harus menjawab apa-apa
mari selesaikan ini bersama-sama
aku tak mau mati dalam bayang-bayang tanya

//

ada hal yang yang tak seharusnya aku benci
kau dan perkataanmu yang kuyakini
waktu membawa jawab bahwa kau mengingkari
beberapa keadaan
ini yang paling tak kusukai
harus membiasakan saja apa yang terjadi
melawan rindu yang tiba-tiba bertepi
tanpa ada balas yang serasi
pada rindu yang menggebu
aku berdoa hal baik pada tuhanku
agar semoga kau baik-baik saja
agar cerita yang belum usai harus selesai
lain waktu semesta punya rencana
untuk kita tahu akhirnya
agar aku tak mati dalam bayang-bayang tanya

Comments

  1. Halo Ika! Aku mengirimkan mu email untuk membalas komenmu di salah satu postingan blog ku. Semoga membantu :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Nyawa Terakhir di Dunia Tanpa Peta

Aku melangkah ke dunia yang sunyi, tanpa kompas, tanpa pelita di sisi. Berbekal hati yang penuh cinta kuisi, dan kepala penuh teka-teki yang menari. Tak satu pun suara memberi petunjuk, hanya diam yang menggema dan merasuk. Ini bukan sekadar permainan biasa, ini labirin tanpa batas dan tanpa jeda, Setiap keputusan bisa jadi bencana, atau harapan yang tiba-tiba menyala. Aku belajar bagai buta yang meraba cahaya, menyusun serpihan tanda tanpa suara. Kutulis semua di lembar jiwa, karena tak ada siapa pun yang bisa ditanya. Tapi, sebetulnya bisa kuubah jalan, meretas kode menuju jawaban. Namun kupilih tetap bertahan, demi sebuah pemahaman. Dahulu aku punya tiga nyawa tersisa, kugenggam erat bagai warisan semesta. Karena kupikir masih ada yang bisa dijaga, masih bisa pulih meski luka di mana-mana. Kini tinggal satu denyut di dada, berbunyi seperti genderang perang tanpa jeda. Level ini tinggi—udara pun tak bersahaja, tiap langkahku gemetar, tiap napasku bertanya. Tubuhku luka, langkahku pel...

sometimes it's across my head

i'm afraid of time flying so fast  i'm afraid of what will happen in the future i'm afraid of the world not as good as i thought i'm afraid of life ahead more dims i'm afraid of anything that hasn't happened yet i just missed my childhood no pain no burden no anxious no more frightening the only happiness that exists have you ever hate being an adult? heve you ever cried because you are going to mature? heve you ever sad because you're you? while you want to come back to being a kid again? wondering how being an adult is sucked life is getting worse when you realized you're not you formerly i supposed that grow up is whole things full of happiness and new things became full of joy but you changed you are growing up you being you now there are new challenges there are lots of nano-nano you can't be supposed to i don't know i'm afraid -i

11:02, 3 Juli 2018

Aku teringat lagi prihal jarak; yang pernah membutakan ku dulu pada mu. Hai? Sekarang apa kabar? Senang rasanya perlahan sudah terbiasa untuk biasa saja. Tapi, aku akan lebih senang lagi jika semesta berencana untuk suatu pertemuan abadi. Hei, tapi lihat lah aku, tersenyum sendiri seperti orang bodoh disini. Membaca ulang pesan yang kau kirim mengenai suara ku akan lagu tersebut. 'hehehe gapapa, tapi bagus kok.' Eh, atau barangkali aku akan lebih dari sekedar senang jika suatu hari nanti 'hehehe' mu tergantikan oleh tawa renyah mu langsung di hadapan ku. Ah, semoga semesta membaca aksara-aksara ku ini. — Dari ku di Tangerang teruntuk yang di Timur pulau ini.