Skip to main content

Resensi Film My Wife Is a Gangster 3


My Wife Is a Gangster 3: Aksi Heroik Seorang Wanita

           

Judul                           : My Wife Is a Gangster 3

Sutradara                     : Jo Jin Gyu

Penulis naskah            : Jeong Ui-Mok, Kye Yun-Sik

Produser                      : Kang Jae-Seok, Lee Sun-Yeol, Kwak Dong-Hyeon

Pemeran                      : Shu Qi, Lee Bum Soo

Durasi                         : 114 Menit

Bahasa                        : Korea

Negara asal film         : Korea Selatan

 

Aryong adalah seorang anak dari bos mafia besar di Hongkong, Mr. Lim. Ia sangat ahli dalam bermain pedang dan telah membunuh salah satu bos mafia besar, rival ayahnya di suatu acara. Arayong harus dilarikan ke Korea karena nyawanya benar-benar menjadi incaran para mafia di Hongkong. Saat tiba di Korea, Arayong diperkenalkan dengan seorang gangster, Ki-Chul dan 2 orang temannya yang telah ditugaskan untuk melindunginya selama di Korea, juga menyewa seorang penerjemah bahasa Mandarin untuk Arayong, sebab ia tak mengerti bahasa Korea. Namun, karena takut dengan 3 gangster tersebut, si penerjemah Yeon Hee, selalu menerjemahkan ucapan Arayong yang kasar menjadi sopan.

Serangan teror mulai menghantui Arayong dan mulai terjadi penyerangan. Arayong bisa tebak mereka adalah komplotan pembunuh profesional dari Hongkong yang sengaja dikirim. Walau sulit, Arayong bisa mengalahkan pembunuh itu dengan menusuk perutnya dengan pedang. Selain ia melarikan diri ke Korea untuk bersembunyi, ia juga berniat untuk menemui ibunya yang sudah sejak lama tak bertemu. Namun, saat ia berhasil bertemu ibunya dan memutuskan pulang, ayah Arayoung dalam keadaan sekarat akibat luka bakar yang dialaminya dan tidak lama dari itu Mr. Lim meninggal dunia.

Film bergenre laga dan komedi tersebut sukses membuat saya terkesima dengan aksi heroik wanita bernama Arayong. Selain itu, dengan adanya sosok Arayong dapat membantah stereotip yag diletakan pada wanita tentang wanita adalah makhluk yang lemah dan tak berdaya. Arayong yang berani, kuat dan tak mudah menyerah menunjukan eksistensi wanita yang sebenarnya. Keberaniannya menaklukkan musuh serta kecerdikannya memahami sinyal-sinyal dan mawas diri, membuat takjub. Potret Arayoung dalam film ini mereupakan empower women. Selain itu, tingkah lucu Ki-Chul, Yeon Hee dan 2 teman lainnya sukses membuat gelak tawa dan tak terkesan serius.

            Film My Wife Is a Gangster ini sangat direkomendasikan untuk para penikmat film laga yang tidak cenderung kaku dan serius. Cocok  untuk ditonton karena sosok Arayong yang menginspirasi, pemberani serta cerdik. Untuk orang-orang yang menyukai dunia bela diri dan melawan kejahatan, film ini sangat cocok untuk dinikmati. Selain itu, penyajian komedi oleh pemain di dalam film ini dapat menciptakan gelak tawa dan suasana menjadi ceria. Dalam film ini juga ada pesan moral yang diberikan yaitu untuk tidak meninggalkan orangtua, sebab sejauh apapun, selama apapun tidak bertemu dengan mereka, orangtua akan tetap menyayangi sepanjang hidupnya. 

Comments

Popular posts from this blog

Nyawa Terakhir di Dunia Tanpa Peta

Aku melangkah ke dunia yang sunyi, tanpa kompas, tanpa pelita di sisi. Berbekal hati yang penuh cinta kuisi, dan kepala penuh teka-teki yang menari. Tak satu pun suara memberi petunjuk, hanya diam yang menggema dan merasuk. Ini bukan sekadar permainan biasa, ini labirin tanpa batas dan tanpa jeda, Setiap keputusan bisa jadi bencana, atau harapan yang tiba-tiba menyala. Aku belajar bagai buta yang meraba cahaya, menyusun serpihan tanda tanpa suara. Kutulis semua di lembar jiwa, karena tak ada siapa pun yang bisa ditanya. Tapi, sebetulnya bisa kuubah jalan, meretas kode menuju jawaban. Namun kupilih tetap bertahan, demi sebuah pemahaman. Dahulu aku punya tiga nyawa tersisa, kugenggam erat bagai warisan semesta. Karena kupikir masih ada yang bisa dijaga, masih bisa pulih meski luka di mana-mana. Kini tinggal satu denyut di dada, berbunyi seperti genderang perang tanpa jeda. Level ini tinggi—udara pun tak bersahaja, tiap langkahku gemetar, tiap napasku bertanya. Tubuhku luka, langkahku pel...

sometimes it's across my head

i'm afraid of time flying so fast  i'm afraid of what will happen in the future i'm afraid of the world not as good as i thought i'm afraid of life ahead more dims i'm afraid of anything that hasn't happened yet i just missed my childhood no pain no burden no anxious no more frightening the only happiness that exists have you ever hate being an adult? heve you ever cried because you are going to mature? heve you ever sad because you're you? while you want to come back to being a kid again? wondering how being an adult is sucked life is getting worse when you realized you're not you formerly i supposed that grow up is whole things full of happiness and new things became full of joy but you changed you are growing up you being you now there are new challenges there are lots of nano-nano you can't be supposed to i don't know i'm afraid -i

11:02, 3 Juli 2018

Aku teringat lagi prihal jarak; yang pernah membutakan ku dulu pada mu. Hai? Sekarang apa kabar? Senang rasanya perlahan sudah terbiasa untuk biasa saja. Tapi, aku akan lebih senang lagi jika semesta berencana untuk suatu pertemuan abadi. Hei, tapi lihat lah aku, tersenyum sendiri seperti orang bodoh disini. Membaca ulang pesan yang kau kirim mengenai suara ku akan lagu tersebut. 'hehehe gapapa, tapi bagus kok.' Eh, atau barangkali aku akan lebih dari sekedar senang jika suatu hari nanti 'hehehe' mu tergantikan oleh tawa renyah mu langsung di hadapan ku. Ah, semoga semesta membaca aksara-aksara ku ini. — Dari ku di Tangerang teruntuk yang di Timur pulau ini.