Kamu yang sedikit apresiasi
Kamu yang kurang hati-hati
Kamu yang tidak peduli
Kamu yang tak banyak ahli
Kamu yang hanya melihat diri sendiri
Semua kupelajari dan kumaklumi
Entah
harapku yang terlalu tinggi
Atau kamu yang tidak tahu diri
Berbicara perihal memberi
Katanya tak perlu diharap itu dapat kembali
Bisa jadi akan dibalas nanti
Oleh orang-orang yang baik hati
Kiranya
pergiku yang pertama
Buat kamu sadar dan banyak berkaca
Ternyata tidak dan hanya sedikit iya
Kamu tetep menjadi munusia egois sedunia
Memaksaku untuk menjadikanmu satu-satunya
Sedangkan kamu tak ada balas apa-apa
Katamu cara menyayangimu berbeda
Tak se-act or service yang bisa membawakan tas perempuannya
Tak se-words of affirmation dalam mengutarakan rasa dan cinta
Tak se-quality time untuk mengajakku tamasya
Caramu yang tak kasat mata tapi benar adanya
Lantas, bagaimana aku bisa tahu jika hanya melihat dari tanda-tanda?
Cinta memang bisa membuat bahagia
Tapi …
Cinta memang buta
Cinta merusak akal dan logika
Lagi-lagi aku memaklumi walau hati bertanya, “mana?”
Sabarku sepuluh ribu lapis masih berjaya
Perhatianku dua puluh ribu lapis masih membara
Dukunganku tiga puluh ribu lapis masih bergema
Penerimaan dan toleransi menjadi kunci utama
Katanya,
jangan bertahan jika masih merasa sakit
Karena sewaktu-waktu masih bisa bangkit
Bertahanlah sampai benar-benar lelah
Hingga mati rasa dan rela dengan mudah
Melepaskanmu
memang menyakitkan
Tapi bertahan lebih lama denganmu lebih melelahkan
Biarlah kupergi untuk mencari kedamaianku
Dan menemukan bahagia yang tak semu.
Comments
Post a Comment