Skip to main content

Posts

Showing posts from 2019

semoga, ya, amin

hati-hati dengan isi kepala sendiri, kadang bisa meracuni. namun, yang lebih aku takuti, saat ekspektasiku dipatahkan oleh realita. pernah kau berpikir sesuatu baik akan terjadi? namun, karena terlalu lama dihadapkan oleh hal-hal yang maya, saat dihadapkan oleh hal yang nyata, kamu seolah tak percaya itulah aku saat ini bingung berlarian tanpa arah berteriak kepada siapa menangis karena apa entah aku harus apa haruskah aku bahagia? haruskah aku percaya? bagaimana kalau ini hanya gurauan semata? bagaimana kalau ini hanya sementara? aku bahagia, namun tidak menyangka, karena yang aku takutkan, menjadi maya menjadi tempat yang bukan satu-satunya isi kepala kurancu memikirkan ini disetiap malam hingga pukul satu selalu ku putar lagu kesukaan ku yang mewakili ku Rumpang milik Nadin Amizah selalu sukses membuat kuterpaku akan lirik terakhir dari lagu tersebut 'katanya mimpi ku akan terwujud, mereka berbohong, mimpi ku tetap semu.' teringat, dihadapkan lagi ...

Cerpen Bagian 1 : Desas Desus

— Untuk gadis yang sedang larut men dengarkan Membasuh milik Hindia, semoga di 2020 nanti, pemuda mu bisa menjadi milik mu, dan kebahagiaan selalu menyertai mu. Mari beramin paling serius. Tangerang, 15 Desember 2019 ____________________________________________ [baca cerita sampai selesai, maka kalian akan menemukan jawabannya.] Siapa yang tak kenal dengan Enggar Putra? Pemuda yang dikenal aktif dan di idam-idamkan wanita. Pemuda yang mempunyai public speaking  bagus, jago main futsal, dan pintar berbahasa Inggris itu, sudah terkenal dikalangan kampus, Fakultas Ilmu Budaya, terkhusus jurusannya, Sastra Indonesia, angkatan tahun 2018. Pemuda yang aktif di beberapa organisasi, juga membuatnya sukses semakin dikenal. Pemuda itu menjadi sorotan sejak menjuarai King of Maba 2018—yang berpasangan dengan— Kayla Maharani yang menjuarai Queen of Maba, si selebgram cantik yang setiap hari di Instagramnya yang bernama @kaylamaharani_ selalu dihujani oleh endorsemen...

Cerpen Bagian 2 : Perkenalan

Memasuki semester dua ini sama saja. Hanya teman-teman yang silih berganti, semenjak diwajibkan mengisi KRS (Kartu Rencana Studi) dengan mata kuliah yang ditentukan sendiri. Papaw banyak mengambil mata kuliah kesusasastraan, selain ia suka menulis, ia juga penyuka banyak karya sastra yang berasal dari dalam maupun luar negri. Ternyata, mata kuliah yang diambil berbeda dengan mata kuliah yang diambil Bilba, sehingga membuat keduanya tidak sekelas lagi. Begitulah sistem perkualiahan, berbeda dengan sekolah, yang mana kita dikumpulkan di satu kelas dan disetiap pernaikan kelas pastinya akan ditempatkan di kelas dengan teman-teman yang sama, sebagaimana kata-kata, 'masuk bersama, lulus pun bersama.' Berbeda dengan kuliah, dimana prinsip yang di pegang adalah siapa cepat, dia dapat. Siapa cepat, dia lulus duluan. Dengan tiap pergantian mata kuliah, disitu pula bertemu dengan orang yang berbeda. Di semester dua ini, Papaw lebih banyak mengambil mata kuliah sastra, lain dengan...

Cerpen Bagian 3 : Asumsi dan Stereotip

Hari-hari berjalan seperti biasa. Papaw dengan kegiatannya; ke kampus dengan mengendarai motor yang harus menempuh perjalanan hampir 1 jam. Karena jarak rumahnya ke UI hampir memakan waktu cukup lama, walau masih satu wilayah di Depok juga. Main ke kos Bilba kalau bete, kadang main sama Andita, beberapa kali mulai tegur sapa sama Evi. Tapi, asli, Evi anaknya pendiam banget, hal ini kadang membuat Papaw bingung untuk menyapa orang pendiam. Soal Enggar masih berlanjut, jabatannya sebagai King of Maba masih tetap menempel di dirinya. Apalagi kegiatan rutinnya untuk ngechat Papaw. Papaw balas seperti biasa, kalau sudah tidak ada topik Papaw lebih memilih mematikan datanya. Tapi, pernah sekali Enggar menelpon Papaw pukul setengah dua belas malam, Papaw mengangkatnya, tapi Enggar bilang tidak jadi. Papaw ke-gap chattingan dengan Enggar oleh Bilba. Membuat gadis itu jadi bertanya heboh di tempat mereka menikmati boba. Tapi, seperti yang kita ketahui, Papaw si cuek bebek, hanya menanggapi ...

Akhir Sebuah Cerita

Ada yang tadi malam pikirannya resah Dihantui tentang ke abu-abuan seseorang yang tak berarah Ada yang tadi malam pikirannya gelisah Berharap pada semesta akan berbaik hati padanya Oleh tuannya yang tak kunjung memberi tanda Perihal rasa yang nyata atau hanya kesemuan belaka Ada yang tadi malam terisak-isak hingga sesak Sebab tuan yang menjadikannya mimpi buruk Kini sepi yang menemani Menyesali tentang rasa yang pernah terjadi yang harusnya tak pernah terjadi Dunia tak adil, katanya Menjadi gadis yang tak pernah beruntung perihal kisah cinta Kesedihan seakan berpihak padanya Siklus jatuh cinta yang menurutnya sama saja yang selalu berakhir dengan luka Tetapi, tetap ia ulangi.

Again: to Mr Grey

Kalau kamu baca tulisan ini.. Ayo, kembali lah! Kembali ke pada hari-hari dimana kita berbincang hingga tengah malam. Berlelucon bahwa obrolan kita sama dengan jam pulang Cinderella dari pesta. Membahas sesuatu yang tidak penting hingga pukul dua pagi, atau barangkali kamu yang sering memberikan wejangan-wejangan tentang hidup. Jujur, aku bosan membaca pesan itu. Sebuah motivasi agar menjalani hidup lebih baik. Yang ujung-ujungnya pasti aku akan selalu bilang, "denger cerita lu rasanya gua mau tobat." Ayo, kembali lah! Kembali pada hari-hari dimana aku merelakan jam tidur ku demi menemani curhatan mu, membahas segala yang.. Ah! Aku sendiri pun lupa, terlalu banyak yang kita bahas hari itu. Aku rindu. Aku rindu jam tidur ku yang normal, ah tapi aku lebih rindu lagi berbincang dengan mu hingga larut malam. Kini kamu bukan kamu yang terdahulu. Entah apa alasan yang menjadikan itu. Kini yang hanya aku bisa lakukan memantau berulang-ulang ruang chat mu. Hanya...