— Untuk gadis yang sedang larut mendengarkan Membasuh milik Hindia, semoga di 2020 nanti, pemuda mu bisa menjadi milik mu, dan kebahagiaan selalu menyertai mu. Mari beramin paling serius.
Tangerang, 15 Desember 2019
____________________________________________
[baca cerita sampai selesai, maka kalian akan menemukan jawabannya.]
Siapa yang tak kenal dengan Enggar Putra? Pemuda yang dikenal aktif dan di idam-idamkan wanita. Pemuda yang mempunyai public speaking bagus, jago main futsal, dan pintar berbahasa Inggris itu, sudah terkenal dikalangan kampus, Fakultas Ilmu Budaya, terkhusus jurusannya, Sastra Indonesia, angkatan tahun 2018. Pemuda yang aktif di beberapa organisasi, juga membuatnya sukses semakin dikenal. Pemuda itu menjadi sorotan sejak menjuarai King of Maba 2018—yang berpasangan dengan— Kayla Maharani yang menjuarai Queen of Maba, si selebgram cantik yang setiap hari di Instagramnya yang bernama @kaylamaharani_ selalu dihujani oleh endorsement.
[baca cerita sampai selesai, maka kalian akan menemukan jawabannya.]
Siapa yang tak kenal dengan Enggar Putra? Pemuda yang dikenal aktif dan di idam-idamkan wanita. Pemuda yang mempunyai public speaking bagus, jago main futsal, dan pintar berbahasa Inggris itu, sudah terkenal dikalangan kampus, Fakultas Ilmu Budaya, terkhusus jurusannya, Sastra Indonesia, angkatan tahun 2018. Pemuda yang aktif di beberapa organisasi, juga membuatnya sukses semakin dikenal. Pemuda itu menjadi sorotan sejak menjuarai King of Maba 2018—yang berpasangan dengan— Kayla Maharani yang menjuarai Queen of Maba, si selebgram cantik yang setiap hari di Instagramnya yang bernama @kaylamaharani_ selalu dihujani oleh endorsement.
Semenjak keduanya menjabat sebagai King and Queen of Maba, seringkali terdengar isu bahwa Enggar dan Kayla mempunyai hubungan. Tapi, Kayla telah mengkonfirmasi, bahwa Kayla sudah mempunyai pacar. Hal itu membuat followersnya Enggar dapat bernafas lega, dan gencar untuk mendekati Enggar.
Semua orang mengenal Enggar, bahkan kelas Enggar sendiri yang merupakan selalu menjadi bulan-bulanan kating untuk sekedar berjualan di dalam kelasnya, kerena ingin mendapat perhatian dari Enggar, bahkan terkadang cewek-cewek seangkatan sering mampir ke kelas Enggar. Alih-alih ingin bertemu temannya, padahal ingin melihat Enggar.
Jauh berbanding terbalik dengan Fauzia Anindya atau akrab disapa Papaw—cewek cuek itu bahkan tak mengetahui ada cowok ganteng dikampus ini. Pasalnya selepas bercanda minta di comblangi dengan cogan oleh Billah Anibba atau biasa di sapa Bilba, sekitar 2 bulan yang lalu, Papaw belum mendengar desas-desus pemuda tampan lagi di sini. Tapi, pagi ini ketika Papaw baru sampai dikelas, Bilba langsung menyerang Papaw dengan pertanyaan.
"Paw, lo di follow sama Enggar nggak, sih?" tanya Bilba antusias. Papaw yang sedang memakai earphone jadi ia lepas salah satunya.
"Enggar? Nggak, siapa tuh?" tanya Papaw mengernyit.
"Astaga, gue di follow. Itu lho, yang menang King of Maba 2018."
"Yang mana sih? Lupa mukanya."
Bilba yang sedang antusias itu, langsung menyerahkan hapenya dengan foto seorang pemuda memakai baju hitam dengan wajahnya yang hanya terlihat dari samping. Papaw ber-oh, kemudian mengalihkan tatapan ke hp miliknya.
"Ih, kok oh doang, sih? Ganteng banget gini Paw, ya ampun!"
"Ya elah, gantengan juga sisir bokap gue," balas Papaw tak minat, dan langsung memasang kembali earphone miliknya kemudian menaikan volume tertinggi.
Fauzia Anindya tipikal cewek cuek. Apabila disangkut pautkan dengan Queen of Maba, pasti Papaw bukan juaranya. Gadis itu bukanlah gadis cantik seperti Kayla Maharani. Fauzia Anindya adalah cewek biasa-biasa saja, dengan penampilan sederhana setiap datang ke kampus, tidak menggunakan make up yang tebal seperti mahasiswi kebanyakan. Bahkan, ketika malas, Papaw hanya mengikat asal rambutnya yang hanya sebahu. Gadis itu hanya menggunakan bedak tipis dan lipmatte saja, kulitnya kuning langsat, bukan putih seperti Kayla Maharani sang selebgram. Namun, gadis itu seperti mempunyai aura yang menarik dalam dirinya.
Papaw tak ikut organisasi apa-apa di kampusnya, tapi temannya ada dimana-mana. Sebab dirinya yang mudah bergaul dan cepat akrab, mempunyai pembawaan yang seru dan lucu, membuat siapa saja langsung klop dengan Papaw. Gadis itu mempunyai lensung pipit di sebelah kiri dan kanan, seringkali membuatnya ketika tersenyum bisa membuat laki-laki meleleh dengan senyumnya, begitu kata Bilba setiap kali melihat Papaw tersenyum. Tapi, terkadang Papaw minder ketika bercermin dan melihat dirinya sambil tersenyum. Katanya, bolong kayak gini kok keren, malah jadi aneh.
Papaw memang tipikal yang sangat cuek bebek, apalagi kalau Bilba sedang bahas masalah cowok, bisa-bisa di kacangin Bilba. Gadis itu acuh sekali masalah percintaan, bahkan terakhir kali ia menjalin hubungan atas nama pacaran ketika ia kelas 11 SMA. Dirinya seperti sudah hilang kepercayaan soal laki-laki dan pacaran. Persetan laki-laki dan pacaran. Tidak ada lagi laki-laki yang setia dan tak pernah meninggalkannya selain Ayahnya, begitu katanya. Bagi Papaw, Ayah adalah jatuh cinta pertama anak gadisnya. Laki-laki pertama yang setia dengan satu wanita, laki-laki pertama yang tak pernah menyakiti Ibunya, laki-laki pertama yang sangat Papaw sayangi.
Suatu ketika Bilba pernah curhat dengan Papaw, tentang hubungannya yang hampir di ujung tanduk, bertanya pada Papaw untuk meminta pendapat, namun Papaw malah menjawab.
"Yaudah, pacaran aja sama sisir bokap gue, selalu ada kapan pun lo butuh."
Saat itu, Bilba ingin marah kepada Papaw, dan saat itu juga Bilba tak mau lagi curhat masalah percintaan ke Papaw. Apapun tentang percintaan, pasti Papaw selalu menghubungkan dengan sisir Ayahnya. Katanya itu mempunya cerita.
"Jadi, bokap gue kemana-mana bawa sisir kecil. Waktu itu pernah lupa naro, eh ternyata ada di sakunya. Waktu itu pernah hilang, eh ternyata ada di lemari. Yang paling setia, waktu sisirnya di buang nyokap gue, eh ternyata sisirnya ada lagi sama bokap gue. Nah, jadi sisir bokap gue cinta pertamanya bokap gue. Setia banget, kan, sama bokap gue?"
Entah, hati Papaw seperti mati rasa, belum ada lagi laki-laki yang sukses membuka hatinya. Kalau pun ada yang mendekati, pasti dibalas penolakan, atau mendapat balasan dingin oleh Papaw. Tapi, sebagai seorang sahabat, Bilba ingin melihat Papaw dapat bahagia tidak hanya sebatas seorang Ayah. Bilba ingin hidup gadis itu tidak monoton, tidak lagi tentang, "gantengan juga sisir bokap gue." Bilba ingin melihat gadis itu keluar dari zona nyamannya, ingin melihat gadis itu baru puber lagi seperti SMP, betapa bahagianya saat ia mendapat balasan SMS dari Arga, kakak kelas 9 yang ia sukai dahulu.
Ya, Bilba adalah sahabat Papaw sejak berada di SMP yang sama, namun ketika SMA, mereka berpisah, dan dipertemukan kembali di kampus dengan jurusan yang sama. Jadi, Bilba cukup tahu tentang Papaw.
Hari ini, mata kuliah selesai lebih cepat dari biasanya. Papaw sudah cabut duluan pingin makan, dan Bilba di tinggal.
"Bye, buru-buru, laper, pingin ke Warteg."
Lagi pula, Bilba mana mau makan di Warteg. Paling minim banget ia makan siang di KFC samping kampus. Katanya, warteg kurang higenis. Ah, untuk anak pp seperti Papaw yang sedang ngirit uang bensin sih, dihajar saja, yang penting kenyang.
Papaw menekan tombol lift dan menekan 1 untuk turun. Seseorang ikut masuk, sambil fokus mengetikan sesuatu di hpnya. Papaw menoleh sekali pada pemuda berkemeja dongker itu. Lift terbuka Papaw langsung melangkah kan kakinya menuju Warteg.
*********
Hari-hari berikutnya topik Enggar si pemuda tampan itu sudah sampai ke telinga Papaw. Kiranya hanya Bilba saja yang tergila-gila pada pemuda itu, ternyata semua orang di sini juga sedang membicarakan pemuda itu.
"Iya, gue di follow, seneng banget. Lo?"
"Belom, anjir, sedih banget. Tapi, gue udah spam like di Instagramnya sih."
Papaw mengernyit, jadi penasaran ingin melihat sosok Enggar dalam Instagramnya. Gadis itu mengeluarkan hpnya, ketika mengklik aplikasi kotak itu, seseorang memanggil namanya.
"Ziaaa!"
Gadis itu langsung menekan tombol home buru-buru.
"Kelas lo udah presentasi novel belum?" tanya Nindi, anak kelas sebelah yang akrab dengan Papaw sejak ospek lalu.
"Udah. Gue pake novelnya Tere Liye," jawab Papaw tenang.
"Eh, ayo deh ke kelas gue. Gue rempong banget buat jelasin buku itu. Masalahnya, gue belum tamat baca, Fau. Gue yakin pasti lo udah. Eh, lo nggak ada kelas kan jam segini?"
"Nggak ada. Emang lo novel apa?"
"Novel Bumi Manusia."
Mereka berjalan menuju kelas Nindi yang hari ini ada kelas, namun masih dua puluh menit lagi untuk dimulai. Ketika memasuki kelas, suasana lumayan ramai. Papaw langsung duduk dan mendengarkan sebagian rangkuman yang di bacakan Nindi.
"Gini aja, sebenernya tanpa lo baca, lo bisa cari di internet soal ringkasannya, atau nggak lo liat sinopsis di belakang bukunya, gitu aja. Dosennya nggak minta kita sampe detail kok, yang penting kita tau apa isi buku tersebut, dan mampu nerangin dengan lancar."
"Oh gitu. Gue pake sinopsisnya aja kali, ya?"
"Iya, boleh yang penting lo lancar aja, yoi. Dah, ya gue mau ke lantai atas ni, bye Nindi."
"Iya, makasih banyak ya, Fauzia!"
"Okidoki."
Gadis itu dengan sumringhah keluar kelas, saking sumringahnya hingga menabrak seseorang yang baru masuk ke kelas.
"Eh, sori-sori," ucap Papaw menoleh pada pemuda berjaket jeans, dan pemuda itu menoleh balik. Sorot matanya teduh, dengan pesona wajah yang menarik, sebab pemuda itu mempunyai rahang yang tegas, serta alis elang yang bertengger disana. Tanpa kata, pemuda itu hanya mengangguk. Kemudian, Papaw berjalan menuju lift.
*********
Papaw selalu percaya istilah ke-belum-tentuan. Tentang apa saja. Misalnya, orang yang terlihat jutek, belum tentu jutek dan jahat. Tapi, nyatanya ia adalah orang yang paling berjasa. Atau, hal yang buruk belum tentu buruk, bisa jadi hal buruk tersebut dapat menjadikan baik. Juga pada pemuda tampan yang ia tabrak kemarin di depan pintu. Wajahnya memang oke, tapi belum tentu hatinya untuk satu wanita. Belum tentu pesan WA hanya pada satu wanita. Belum tentu pesan manis yang dikirim hanya pada satu wanita. Banyak belum tentu yang lainnya yang dapat Papaw yakini pada makhluk yang mempunyai wajah oke.
Papaw tidak percaya laki-laki tampan. Sebab, kebanyakan laki-laki tampan menjadikan ketampanannya sebagai daya jual. Ah, Papaw sudah muak yang seperti itu. Namun, tak bisa di pungkiri, laki-laki tampan enaknya hanya untuk dilihati, bukan untuk di seriusi, sebab keseriusannya bukan hanya pada satu hati. Pasti ia banyak bermain hati. Mendekati wanita, membuatnya bahagia dengan pesan yang dikirim, setelah itu pergi tanpa pamit. Tiba-tiba begitu saja. Sudah hafal. Maka dari itu, Papaw anti cowok ganteng.
Hari ini, ada jadwal main sama anak-anak jurusan lain di lantai 2. Tidak tahu, katanya mau makan mie ayam, pas ditanya lagi, katanya lebih baik ngadem saja di lantai 2. Dan jadilah mereka mengobroli tentang dosen berserta tugas-tugasnya sambil ngeliatin Papaw menggambar di sketch book.
"Tapi, dosen aku yang kayak nyantuy gitu, lho, Nur," kata Papaw sambil serius mengasir gambarnya.
"Sama sih, tergantung dosen ah."
"Jurusan kamu belajar apa aja, sih?"
"Ya, sejarah lah, Fauzia. Namanya juga ilmu sejarah. Nah, jurusan kamu belajar apa?"
"Ya, sastra lah, namanya juga sastra
Indonesia."
"Eh, ngomong-ngomong yang King of Maba itu dari jurusan kamu, ya?" Pertanyaan Annur membuat Papaw mengernyit, dan berjeda dark kegiatan menggambarnya, sedang mengingat bahwa Bilba pernah membahas ini juga. Tapi, Papaw lupa.
"Eum, ah, oh iya."
"Kok ragu gitu jawabnya?"
"Ya, mana aku tau."
"Kok kamu nggak tau, sih? Itu kan lagi meledak banget waktu ospek."
"Nggak tau orangnya yang mana."
Annur tak menjawab, sedang mencari sesuatu di hpnya, saat tertemu ia beri tahu Papaw.
"Nih, lho, aku aja sampe follow Instagramnya," ucap Annur menyerahkan hpnya. Papaw mengangguk kecil. Ini kan yang gue tabrak kemarin, batin gadis itu.
"Oh, anak kelas A. Iya, tau."
"Iyalah, orang kamu sejurusan, masa nggak tau. Kapan-kapan comblangin aku sama dia dong, Paw," pinta Annur sambil tertawa kecil. Papaw hanya mengangguk-angguk saja. Kemudian gambar miliknya selesai.
"Jadi juga. Bentar mau di post ke Instagram." Papaw mengambil gambar di hpnya, kemudian langsung ia unggah ke Instagram dengan caption begini.
"Gambarnya Papaw cantik!"
*********
Hampir satu semester, topik anak-anak kampus tentang Enggar ternyata masih sering tedengar walaupun tidak sesering awal-awal kuliah. Semua orang sudah difollow Instagramnya oleh Enggar. Jangan-jangan hanya Papaw yang belum difollow? Namun, gadis itu anteng-anteng saja, malah Bilba yang sampai saat ini masih ambisi dengan Enggar Putra. Walau memang, beberapa kali Papaw berpapasan dengan pemuda itu, pernah se-lift berdua, sempat menabraknya di pintu kelas A, pernah bertemu saat beli makan di Warteg, sering bersebelahan ketika sedang mengantri beli batagor dekat kampus. Tapi, Papaw biasa saja. Malah bukan Papaw namanya kalau bukan cuek. Seringkali gadis itu berpapasan, tapi ia biasa saja. Ya, biasa saja. Tidak ada wangi-wangi khas cowok ganteng. Malah masih lebih wangi sisir Ayahnya.
"Anjir, ganteng banget kayak gitu masa lo nggak tertarik mau follow Instagramnya duluan, sih? Difollback kok, serius," kata Bilba meyakinkan Papaw sambil meminum susu jahenya.
Libur UAS kali ini membuat keduanya bisa nongkrong di angkringan dekat rumah Bilba. Sebab Bilba yang menyuruh Papaw menginap di rumahnya, karena katanya, jarang-jarang kalau bukan libur. Kata Bilba, sih, bosen banget di kosan, mending pulang.
"Nggak ah, lagian dia siapa, sih? Gue nggak kenal. Lagian ya, prinsip gue itu bukan memperbanyak teman di media sosial," balas Papaw cuek.
"Iya, gue tau Paw. Tapi, masa, sih, lo nggak ada penasarannya sama sekali?"
"Gini, Bil, urusan lo lucky karena difollow Enggar itu sih, karena emang Enggar ngefollow semua IG anak sastra Indonesia. Percaya sama gue."
Bilba jadi tertegun, melamun sejenak seperti tak percaya.
"Ah, masa, sih?"
"Gue tau, Bil. Tipe-tipe Enggar gitu tuh, cuma jadiin tampang sebagai daya jual," kata Papaw dengan intonasi mulai serius.
"Dia bisa aja ngedeketin lo, buat lo baper, chatan setiap hari, sampe lo ngiranya dia suka sama lo. Padahal, nyatanya nggak sama sekali. Itu trik cowok ganteng ngedeketin cewek, Bil. Hati-hati aja."
Bilba terkulai lemas, wajahnya berubah menjadi cemas, seolah pupus harapannya untuk bisa mendapatkan Enggar.
"Tapi, kan, nggak semua cowok ganteng kayak gitu. Kalo dia ganteng mah, ya ganteng aja. Kalo dia buaya mah, ya buaya aja. Tapi, kalo kebetulan dua hal itu bersatu, lagi sial aja berarti," sela Bilba tak mau kalah.
"Nah, Enggar gimana? Ganteng aja atau buaya aja? Atau dua-duanya?" tanya Papaw kepada Bilba.
"Ganteng aja menurut gue."
"Tapi, dia ngefollow semua IG anak jurusan, gimana tuh?"
"Lo punya bukti apa dia ngefollow semua IG anak jurusan?"
"Astaga, Bilba. Semuanya udah tau, kalo Enggar emang lagi booming banget dari awal kita masuk, malah sampe saat ini. Bahkan gue yang nggak tau, jadi tau, karena lo sering ngomongin dia. Karena topik mereka yang bahas Enggar lagi, Enggar lagi. Tiap kali gue lewat di setiap lantai, pasti ada aja yang ngomongin. Tapi, paling sering sih dari anak sastra Indonesia."
"Tapi, emang bener kan Enggar ganteng?" tanya Bilba menyengir kuda.
"Gue nggak bilang dia nggak ganteng, gue akui dia emang ganteng. Beberapa kali papasan, anaknya cool gitu. Tetep aja, teori ke-belum-tentuan gue masih jadi pegangan dalam hidup gue. Gue nggak percaya dia cuma ganteng aja."
"Kok lo kayaknya jadi nggak suka dia gitu, sih?"
"Karena dia biasa aja."
"Orang ganteng banget kayak gitu, Paw. Lo bilang biasa aja?"
"Emang. Cowok ganteng tuh biasa aja. Biasa jadi pusat perhatian cewek-cewek. Biasa jadi bahan incaran cewek-cewek. Biasa jadi bahan tag-an cewek-cewek di IG, biar di kira deket. Biasa jadi idolanya cewek-cewek. Biasa banget."
"Biarin aja. Gue sumpahin lo naksir Enggar."
Papaw menanggapi dengan cuek. "Nggak akan."
"Kalo akan, gimana? Gue yakin pasti lo bakal naksir Enggar."
"Nggak akan, Bil. Lagian, ini bukan cerita ftv atau cerita Wattpad, yang mana selalu berakhir dengan ending ketebak, cowok ganteng yang dipuja-puja kaum hawa, bakal milih jadian sama cewek cuek, yang nggak ngejar-ngejar dia. Nggak akan. Ini kisah gue, dan cuma gue yang bisa nentuin mau gue apa."
"Kalo kisah lo sama Enggar nanti beneran kayak ftv, gimana? Abisan lo cuek banget sih, ada cowok ganteng aja sampe nggak mau nengok."
"Terserah gue dong."
"Yaudah, gue berdoa sama Tuhan, semoga hati lo itu terketuk buat Enggar. Aam—"
DUGGG
"BILBAAA!!!!!"
Percakapan malam itu di akhiri susu jahe yang terletak diatas meja tersenggol oleh tangan Bilba yang sedang atraktif berdoa, menyebabkan susu tersebut tumpah mengenai celana Papaw. Akhirnya, mereka memutuskan pulang untuk beristirahat, Papaw menginap di rumah Bilba. Sudah pukul setengah 11, lampu kamar Bilba juga sudah di matikan. Jarang-jarang bisa menginap begini kalau bukan libur semester. Papaw baru menenekan tombol home di hpnya, tapi sebuah pemberitahuan masuk di hpnya, membuat ia jadi mengecek.
enggar_putra starting following you.
Papaw langsung mematikan data.
********
Cerita Selanjutnya :
Cerpen Bagian 1 : Desas Desus
https://ikaikan.blogspot.com/2019/12/bagian-1-desas-desus_15.html?m=1
https://ikaikan.blogspot.com/2019/12/bagian-1-desas-desus_15.html?m=1
Cerpen Bagian Akhir : Asumsi dan Stereotip
https://ikaikan.blogspot.com/2019/12/bagian-akhir-asumsi-dan-stereotip_15.html?m=1
https://ikaikan.blogspot.com/2019/12/bagian-akhir-asumsi-dan-stereotip_15.html?m=1
Comments
Post a Comment