Skip to main content

semoga, ya, amin

hati-hati dengan isi kepala sendiri, kadang bisa meracuni. namun, yang lebih aku takuti, saat ekspektasiku dipatahkan oleh realita.

pernah kau berpikir sesuatu baik akan terjadi? namun, karena terlalu lama dihadapkan oleh hal-hal yang maya, saat dihadapkan oleh hal yang nyata, kamu seolah tak percaya

itulah aku saat ini

bingung
berlarian tanpa arah
berteriak kepada siapa
menangis karena apa
entah aku harus apa

haruskah aku bahagia?
haruskah aku percaya?
bagaimana kalau ini hanya gurauan semata?
bagaimana kalau ini hanya sementara?

aku bahagia, namun tidak menyangka, karena yang aku takutkan, menjadi maya
menjadi tempat yang bukan satu-satunya

isi kepala kurancu
memikirkan ini disetiap malam hingga pukul satu
selalu ku putar lagu kesukaan ku yang mewakili ku
Rumpang milik Nadin Amizah selalu sukses membuat kuterpaku akan lirik terakhir dari lagu tersebut

'katanya mimpi ku akan terwujud, mereka berbohong, mimpi ku tetap semu.'

teringat, dihadapkan lagi aku pada sesuatu yang abu
entah datang mu hanya untuk menjadi benalu, atau sesuatu yang aku tunggu-tunggu

tuan, jikalau niat mu tak sepenuhnya sungguh, jangan jadikan aku pelarian mu

boleh aku berkata jujur pada mu?
perhatikan, ya, semoga ini bisa sampai kepada mu

jika ternyata hadir mu sepenuhnya sungguh, selamat! kau pemuda beruntung yang berhasil menaklukan hati ini

kau tahu? kau lah pemuda beruntung itu, mendapat gadis yang hatinya untuk mu satu

jika aku bisa, kenapa kamu tidak?

semoga, ya.

biar ku ceritakan pada mu
kamu adalah pemenang diantara yang ikut juga ingin memenangkan hatinya
tapi ia memilih mu
maksud ku, aku memilih mu

semoga, ya.

kau dapat percaya pada ku sebagaimana aku percaya pada mu

untuk pemuda beruntung itu, ku ucapkan selamat.

Comments

Popular posts from this blog

Nyawa Terakhir di Dunia Tanpa Peta

Aku melangkah ke dunia yang sunyi, tanpa kompas, tanpa pelita di sisi. Berbekal hati yang penuh cinta kuisi, dan kepala penuh teka-teki yang menari. Tak satu pun suara memberi petunjuk, hanya diam yang menggema dan merasuk. Ini bukan sekadar permainan biasa, ini labirin tanpa batas dan tanpa jeda, Setiap keputusan bisa jadi bencana, atau harapan yang tiba-tiba menyala. Aku belajar bagai buta yang meraba cahaya, menyusun serpihan tanda tanpa suara. Kutulis semua di lembar jiwa, karena tak ada siapa pun yang bisa ditanya. Tapi, sebetulnya bisa kuubah jalan, meretas kode menuju jawaban. Namun kupilih tetap bertahan, demi sebuah pemahaman. Dahulu aku punya tiga nyawa tersisa, kugenggam erat bagai warisan semesta. Karena kupikir masih ada yang bisa dijaga, masih bisa pulih meski luka di mana-mana. Kini tinggal satu denyut di dada, berbunyi seperti genderang perang tanpa jeda. Level ini tinggi—udara pun tak bersahaja, tiap langkahku gemetar, tiap napasku bertanya. Tubuhku luka, langkahku pel...

sometimes it's across my head

i'm afraid of time flying so fast  i'm afraid of what will happen in the future i'm afraid of the world not as good as i thought i'm afraid of life ahead more dims i'm afraid of anything that hasn't happened yet i just missed my childhood no pain no burden no anxious no more frightening the only happiness that exists have you ever hate being an adult? heve you ever cried because you are going to mature? heve you ever sad because you're you? while you want to come back to being a kid again? wondering how being an adult is sucked life is getting worse when you realized you're not you formerly i supposed that grow up is whole things full of happiness and new things became full of joy but you changed you are growing up you being you now there are new challenges there are lots of nano-nano you can't be supposed to i don't know i'm afraid -i

11:02, 3 Juli 2018

Aku teringat lagi prihal jarak; yang pernah membutakan ku dulu pada mu. Hai? Sekarang apa kabar? Senang rasanya perlahan sudah terbiasa untuk biasa saja. Tapi, aku akan lebih senang lagi jika semesta berencana untuk suatu pertemuan abadi. Hei, tapi lihat lah aku, tersenyum sendiri seperti orang bodoh disini. Membaca ulang pesan yang kau kirim mengenai suara ku akan lagu tersebut. 'hehehe gapapa, tapi bagus kok.' Eh, atau barangkali aku akan lebih dari sekedar senang jika suatu hari nanti 'hehehe' mu tergantikan oleh tawa renyah mu langsung di hadapan ku. Ah, semoga semesta membaca aksara-aksara ku ini. — Dari ku di Tangerang teruntuk yang di Timur pulau ini.