Skip to main content

Ironi dalam Penyajian Tontonan Berkualitas di Televisi Sekarang Ini

         Perkembangan zaman yang canggih dapat membuat adat budaya serta etika mulai mengalami pergeseran. Gaya hidup pun mulai mengalami perubahan dan seluruh sendi-sendi kehidupan mulai mengikuti. Salah satunya tontonan di televisi. Televisi merupakan salah satu media yang tak lepas dari kehidupan kita. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, televisi merupakan sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar. Menurut fungsinya televisi dapat memberikan informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Seiring berkembangnya zaman tayangan di televisi semakin terus berubah. Namun, tayangan televisi dini hari lebih banyak yang hanya memperhatikan kuantitas daripada kualitas. Eksistensi televisi kini tergantikan dengan adanya platform digital YouTube yang lebih ramai peminatnya sebab dapat memberikan tontonan yang beragam dan dapat dipilih sesuai keinginan. Maka orang-orang dibalik penayangan televisi berlomba-lomba untuk membuat acara mereka dapat menarik penonton, menaikan rating dan orang-orang dapat kembali memilih televisi sebagai tontonan kesayangan mereka. Sayangnya, kurangnya kualitas tayangan dapat membuat konten televisi sepi dari penonton.

            Kualitas tayangan di masa ini harusnya lebih diutamakan dan menjadi keharusan dalam sebuah tayangan. Sayangnya konten televisi sekarang ini banyak menayangkan tayangan-tayangan yang tak masuk akal dan menghilangkan sisi pengedukasian serta hiburan. Maraknya sinteron-sinetron percintaan dengan adegan yang menyerempet ke arah dewasa masih dihadirkan demi dapat menarik perhatian penonton. Hal ini dapat menjadi sebuah kewaspadaan untuk anak-anak yang masih di bawah umur menghindari peniruan adegan yang dilakukan oleh para pemain film. Hal ini juga sama dengan adegan-adegan bertengkar dalam sebuah film walaupun hanya akting semata, namun kemungkinan dapat terjadi hal yang serupa untuk ditiru oleh anak-anak di bawah umur yang meyaksikannya.

Selain itu, masih banyak acara televisi yang mengedepankan rating daripada kualitas acaranya dengan menghadirkan acara komedi lawak yang terkadanag acara semacam itu humornya terasa garing dan tak menghibur bahkan tak mendidik dan hanya menampilkan akting semata. Walau begitu, sebenarnya masih banyak acara-acara di televisi yang menampilkan tayangan berkualitas yang mengedukasi bahkan ada stasiun televisi yang memokuskan acara-acara yang ditampilkan oleh mereka dan mengedepankan kualitas daripada mementingkan rating. Acara talkshow dengan menghadirkan bintang tamu yang inspiratif merupakan salah satu bentuk tontonan yang berkualitas. Ironinya, masyarakat tidak terlalu antusias terhadap tontonan yang mengedukasi serta memberikan manfaat sehingga banyak acara televisi yang berkualitas namun ratingnya rendah, mungkin karena tayangan yang terlalu serius dapat membuat cepat bosan dan tidak menarik. Di samping itu juga masih banyak kartun-kartun anak yang lucu dan menghibur tetapi tidak lulus sensor sedangkan film sinteron yang menampilkan adegan-adegan tak seharusnya bisa diluluskan.

            Ironi bila melihat fenomena referensi dan kualitas dalam tayangan yang ditampilkan. Pihak televisi harus berbenah untuk meningkatkan konten banyak program, tidak hanya untuk hiburan, tetapi juga untuk tujuan yang lebih berkualitas dan lebih jelas serta mengedukasi. Di sinilah kreativitas ditantang, saluran televisi harus bisa membuat program inovatif dan orisinal tanpa harus meniru program atau bahkan menerapkan program populer di seluruh negeri. Tidak hanya meneliti peringkat, tetapi juga dapat membuat program yang baik dan memberikan contoh yang baik bagi masyarakat.

Comments

Popular posts from this blog

Nyawa Terakhir di Dunia Tanpa Peta

Aku melangkah ke dunia yang sunyi, tanpa kompas, tanpa pelita di sisi. Berbekal hati yang penuh cinta kuisi, dan kepala penuh teka-teki yang menari. Tak satu pun suara memberi petunjuk, hanya diam yang menggema dan merasuk. Ini bukan sekadar permainan biasa, ini labirin tanpa batas dan tanpa jeda, Setiap keputusan bisa jadi bencana, atau harapan yang tiba-tiba menyala. Aku belajar bagai buta yang meraba cahaya, menyusun serpihan tanda tanpa suara. Kutulis semua di lembar jiwa, karena tak ada siapa pun yang bisa ditanya. Tapi, sebetulnya bisa kuubah jalan, meretas kode menuju jawaban. Namun kupilih tetap bertahan, demi sebuah pemahaman. Dahulu aku punya tiga nyawa tersisa, kugenggam erat bagai warisan semesta. Karena kupikir masih ada yang bisa dijaga, masih bisa pulih meski luka di mana-mana. Kini tinggal satu denyut di dada, berbunyi seperti genderang perang tanpa jeda. Level ini tinggi—udara pun tak bersahaja, tiap langkahku gemetar, tiap napasku bertanya. Tubuhku luka, langkahku pel...

#Cerpen: Penonton dan Pengisi Acara

Di setiap acara, gadis berbadan mungil itu berusaha untuk menyempatkan waktunya menghadiri seminar, book discussion dan lain-lainnya. Seperti hari ini, ia menyempatkan waktu pulangnya untuk datang ke seminar literasi di fakultas ilmu sosial dan politik. Ia datang hanya seorang diri demi seminar yang mengangkat tema menurutnya menarik. Teman-temannya sudah tak heran melihat gadis itu yang nyeluntur sendirian tiap ada acara. Sasha, biasa gadis itu dipanggil. Paling senang menghadiri acara seminar dan festival literasi, diskusi buku, dan sejenisnya. Tak hanya mendatangi acara dengan tema-tema tertentu. Gadis itu rutin datang ke acara diskusi buku rutin yang diadakan tiap hari Rabu pukul empat sore oleh komunitas Diskala atau Diskusi Buku dan Literasi. Sasha termasuk yang aktif berpartisipasi dalam komunitas tersebut. Siang ini sehabis kelas, gadis itu melangkah masuk ke gedung fakultas sosial dan ilmu politik. Tubuhnya yang mungil dengan pakaian casual dan sneaker putih yang selalu...

Rahasia

Ada yang gelisah sambil menatap keluar dari jendela Langit malam dengan udara dingin seolah ingin menyamai posisinya Bulan dan bintang seakan gagu Ada yang resah tentang tanya Sinar rembulan malam itu tampak redup, ia pun seperti ragu menampakan cahayanya Suara-suara jangkrik tak terdengar, seolah bisu Banyak yang bertanya-tanya Tapi mereka tak dapat menjawab Dan tentang semua ini Semesta tahu jawabnya. —Teruntuk kamu yang sampai saat ini masih terlalu ambigu untuk ku. Obrolan-obrolan ngaco di setiap harinya pun semu. Tulisan ini dari ku yang masih menunggu apa mau mu.