Rabu
siang, sekolah Andi digegerkan dengan adanya pembunuhan yang dialami oleh murid
kelas 10. Pembunuhan terjadi di halaman belakang sekolah. Mayat tersebut
ditemukan sudah tak bernyawa dengan sayatan luka di lengan dan leher. Andi yang
sebelumnya sedang bersama korban tak melihat ada gelagat aneh saat ke kantin.
Hanya saja, saat di tengah jam pelajaran berlangsung, mereka memutuskan untuk
pergi ke kamar mandi. Andi sudah selesai buang air, kiranya korban masih di
dalam. Andi meneriaki namanya, tak ada jawaban. Menggedor pintu, saat dibuka
bukan dirinya. Tak terlalu lama Andi menunggu, ia muncul dari halaman belakang
sekolah. Andi tak tahu kapan kejadian naas itu terjadi. Selepas dari kamar
mandi, Andi sudah tak bersama temannya lagi.
Saat
ini Andi tak menyangka sekaligus sedih melihat mayat temannya di depan mata.
Para murid berbondong-bondong menyaksian mayat korban dievakuasi. Berebut
tempat agar dapat menyaksikan dengan jelas. Panik, takut, seram, tak percaya
dan ngeri. Semua rasa menjadi satu di benak murid-murid dan para guru. Garis
polisi mulai dipasang, jenazah dibawa oleh mobil ambulan. Di paling belakang
kerumunan, seorang murid berambut gondrong dengan seragam lusuhnya menatap
sinis sambil menyeringai.
Comments
Post a Comment