Nadira
sudah pulang dari lelahnya bekerja, begitu masuk ke kosannya ia langsung merebahkan tubuh di atas kasur, tanpa bersih-bersih lagi. Ia menarik napas,
hari yang cukup melelahkan bekerja sampai petang hari.
“Ya
Tuhan, capek banget,” ucapnya berteriak.
Dari
kamar mandi ia mendengar suara gemercik air.
“Nana,
gue baru sampai. Capek banget hari ini, sumpah.”
Nadira
berteriak lagi dengan nada kencang agar
teman kosnya itu mendengar.
“Ganti
baju kamu, bau keringet,” balas suara dari dalam kamar mandi.
“Bentar,
main Instagram dulu.”
Nadira
melanjutkan aktifitas scroll Instagramnya. Teman kosnya keluar dari
kamar mandi dan menegur Nadira untuk segera membereskan pakaian.
“Bentar,
Na. Nanti gue cuci baju gue,” balas Nadira masih santai.
Temannya
itu duduk di sebalahnya dengan wajah datar tanpa kata. Nadira menoleh dan
melanjutkan kegiatannya lagi
“Kenapa
lo, kusut amat muka.”
Teman
kosnya tak menjawab, Nadira langsung nyerocos lagi.
“Eh,
Na. Gue sebel banget sama teman kerja gue. Satu orang tapi kerjaannya doubel
gitu, yang satu kerjanya di depan computer, satunya lagi kerjanya ngomongin
orang. Lo kalau punya teman kayak gitu kesel nggak, sih?”
“Kamu
juga lagi ngomongin orang.”
“Bukan
gitu, Na. Gue cerita ke lo doang ini, nggak ke yang lain. Sebel banget. Lo tau
nggak sih ...”
Nadira
bercerita panjang lebar namun tak ada jawab dari Nana.
“Na,
lo dengerin gue nggak, sih?”
Tiba-tiba
...
Tok
tok tok!
“Assalamu’alaikum,
Nadira. Ini Nana, buka pintunya, dong!”
“Hah?”
Nadira
terbelalak. Jantungnya seketika berhenti berdegup. Nadira menoleh ke
sebelahnya, tidak ada siapa-siapa! Merinding seluruh bulu kuduk. Kalau Nana
baru saja pulang dari kerjanya, lantas yang tadi menemani Nadira bercerita
siapa?
Comments
Post a Comment