Pasca
kecelakaan 3 tahun yang lalu saat Joy mengendarai mobil dari Bandung menuju
Jakarta bersama kekasihnya, Nadin. Joy yang sedang mengantuk berat akibat
berkendara pukul 2 dini hari, dan harus sampai sebelum siang demi mengejar
waktu. Namun sayangnya perjalanan pulang tersebut harus berakhir dengan naas.
Mobil Joy menabrak truk yang melintas, disusul kendararan lainnya yang
menyebabkan kecelakaan beruntun. Kepala Joy pusing, hidungnya berdarah. Ia
melihat ke tempat duduk kekasihnya, Nadin sudah tak sadarkan diri akibat
kepalanya terbentur benda keras dan berlumuran darah.
Hanya
itu memori yang dapat Joy ingat, selebihnya pandangannya gelap dan tersadar ia
sudah berada di rumah sakit. Cek cok mulut terjadi antara pihak keluarga Joy
dan Nadin, keluarga Nadin tak terima anaknya dibuat kecelakaan dan Joy dilarang
bertemu Nadin selamanya. Ah, jika mengingatnya lagi kepala Joy sakit.
Joy
sedang melamun di bangku cafe sambil meminum minuman kesukaannya, cappuccino,
dan mengingat memori kelam itu. Pandangannya teralih saat melihat wanita cantik
berambut panjang yang mengenakan dress putih selutut. Bukankah itu
Nadin? Ia bersama seorang laki-laki yang wajahnya mirip dengan Nadin. Joy bisa
tebak kalau itu adalah Rendra, adik Nadin.
Hati
Joy berdesir. Rambutnya, cara jalannya, cara tertawanya, dan yang paling Joy
ingat adalah luka di dahinya akibat kecelakaan itu. Ah, Joy merasa bersalah
sekaligus rindu. Joy memberanikan diri untuk menghampiri Nadin yang berada tak
jauh darinya, degup jantung di dadanya seolah terdengar.
“Nadin,
aku kangen banget sama kamu.”
Wanita
itu menatapnya aneh serta heran. Pemuda yang sedang bersama Nadin, masih ingat
pada Joy. Joy melirik Rendra dengan air muka tersedihnya, entah mengapa respon
Rendra menggeleng. Joy menatap lekat mata indah itu. Wajah yang selalu Joy
rindukan 3 tahun lamanya. Joy tidak salah orang, ini Nadin sungguhan, pacar
yang saat kecelakaan bersamanya.
“Maaf,
siapa, ya?”
Hancur hati Joy.
Comments
Post a Comment