Gadis
berpipi bulat itu sedang kebingungan di depan kelasnya, 11 IPA 3, beberapa kali
melihat jam dan mengecek hape. Sudah sore. Melihat kanan kiri, berharap bertemu
teman yang jok belakangnya kosong.
“Rino
hari ini ekskul futsal nggak, ya? Kalau iya, aku mau minta antar, deh,” gumamnya.
Kebetulan,
teman laki-lakinya melintas di depannya. Lana bertanya kepada Dimas.
“Dim,
hari ini futsal ada ekskul?”
“Wah,
libur, Na. Ekskul futsal hari Selasa.”
“Oh,
gitu. Makasih ya, Dim.”
“Yo,
sama-sama.”
Lana menarik napas kemudian menggigit bibirnya. Ia cemas, suasana sekolah menyepi, kakaknya belum datang menjemput. Biasanya tak pernah seperti ini, apalagi mengingat jarak rumah Lana ke sekolah tidaklah dekat. Mau tak mau dan tidak ada jalan lain, Lana berjalan kaki. Ia menaruh hape ke sakunya dan melangkahkan kaki dengan gontai melintasi gerbang sekolah. Tanpa Lana sadari, sedari tadi pemuda di depan kelas 11 IPS 1 memperhatikannya. Pemuda itu bergegas merapikan kerah baju serta rambut, dan mengeluarkan kunci motor dari sakunya.
Comments
Post a Comment